Pages - Menu

Perancangan Produk

Metode Perancangan Produk[1]
Metode perancangan produk adalah tiap-tiap prosedur, teknik dan alat bantu tertentu yang mempresentasikan sejumlah aktivitas tertentu yang digunakan oleh perancang dalam proses total perancangan. Terdapat dua metode perancangan produk yaitu metode kreatif dan metode rasional.

Metode Kreatif
Metode perancangan ini bertujuan untuk membantu menstimulasi pemikiran kreatif dengan cara meningkatkan produksi gagasan, menyisihkan hambatan mental terhadap kreativitas atau dengan cara memperluas area pencarian solusi. Metode kreatif ini terdiri dari dua bagian, yaitu brainstorming dan sinektik.

Brainstorming
Brainstorming bertujuan untuk menstimulasi sekelompok orang untuk menghasilkan sejumlah besar gagasan dengan cepat. Orang yang terlibat sebaiknya tidak homogen dan mengenal persoalan. Aturan dalam brainstorming meliputi :
1.        Kelompok haruslah bersifat non-hirarkial
2.        Pemimpin kelompok bersifat sebagai fasilitator
3.        Kelompok diharapkan menghasilkan sebanyak-banyaknya jumlah gagasan
4.        Tidak dibenarkan memberikan kritik terhadap gagasan
5.        Gagasan kelihatan “aneh” tetap diterima
6.        Usahakan semua gagasan dinyatakan secara singkat
7.        Suasana selama brainstorming berlangsung relax dan bebas
8.        Kegiatan brainstorming sebaiknya dilakukan dalam waktu tidak lebih dari 20-30 menit.
            Aktivitas dalam brainstorming,yaitu :
1.    Membentuk kelompok dan menetapkan pimpinan.
2.    Menginformasikan aturan-aturan dalam brainstorming.
3.    Pemimpin kelompok melontarkan pernyataan permasalahan awal.
4.    Masing-masing anggota diberi waktu tenang beberapa menit untuk menggali  gagasannya.
5.    Setiap anggota diminta menuliskan gagasannya pada kartu-kartu tersendiri.
6.    Antar anggota kelompok saling bertukar kartu satu sama lain.
7.    Berikan waku istirahat sejenak agar masing-masing anggota memiliki        kesempatan untuk berefleksi dan mencari gagasan-gagasannya baru. mengacu pada gagasan rekannya kemudian dituliskan dalam bentuk kartu yang baru.
8.    Kumpulkan kartu-kartu dan setelah periode tertentu dilakukan evaluasi.
Empat tahap pokok brainstorming adalah sebagai berikut: [2]
1.    Menjelaskan persoalan
Pimpinan pertemuan brainstorming menjelaskan persoalan yang dihadapi dan menerangkan kepada peserta bagaimana cara berpartisipasi dalam brainstorming tersebut. Pimpinan sebelumnya telah membuat persiapan mencari fakta-fakta tentang persoalan yang dihadapi dan harus memberikan pengantar kepada para peserta tentang hakekat persoalan tersebut.
2.    Merumuskan kembali persoalan
Merumuskan kembali persoalan dengan lebih jelas dengan sendirinya membuka jalan keluar atau memberi jawaban yang dapat diterima tanpa perlu adanya brainstorming seterusnya.
3.    Mengembangkan ide gila
Mengembangkan persoalan yang telah dirumuskan kembali merupakan bagian pokok dari pertemuan dimana diciptakan suasana yang bebas untuk melemparkan ide yang sebanyak-banyaknya, yang menjadi kunci ukuran bukanlah kualitas tetapi kuantitas. Ide-ide tersebut untuk menciptakan suasana bebas tanpa hambatan diperlukan satu waktu “warming up” yang singkat.
4.    Mengevaluasi ide yang dihasilkan
Kebanyakan pertemuan brainstorming menghasilkan sejumlah besar ide yang terkadang di atas 100 dan tidak jarang mencapai 500 ide. Ide tersebut harus dievaluasi dan beberapa ide yang berguna dipilih untuk dimanfaatkan. Evaluasi tersebut dapat dilakukan sendiri oleh pimpinan atau seluruh kelompok.

Sinektik[3]
Sinektik bertujuan untuk mengarahkan aktivitas spontan pemikiran ke arah eksplorasi dan transformasi masalah-maslaah perancangan. Sinektik adalah suatu aktivitas kelompok yang mencoba membangun, mengkomunikasikan, dan mengembangkan gagasan untuk memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan perancangan. Pada pelaksanaan sinektik tidak diperkenankan adanya kritik dan dihasilkan satu solusi tunggal. Ciri utama dari sinektik adalah membangkitkan analogi, yang terdiri dari:
1.        Analogi langsung[4]
Analogi langsung ialah analogi yangmelibatkan pembandingan peristiwa paralel.
       Contoh: Merancang pondasi tiang listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa dapat dianalogikan dengan akar pohon kelapa di pantai.
2.    Analogi Personal
       Analogi personal ialah analogi analogi personal mensyaratkan pelibatan personal dengan permasalahan.
Contoh: Seseorang yang merasa kedinginan, kemudian teman orang tersebut membayangkan dirinya sendiri yang mengalami kedinginan tersebut.     
3.        Analogi Simbolik
       Analogi simbolik ialah analogi secara khusus membandingkan objek-objek atau peristiwa.
    Contoh: Laju mengalirnya air pada suatu tingkat volume tertentu dalam bak sama dengan laju pertumbuhan  penduduk dari sejumlah penduduk suatu kota.
4.        Analogi Fantasi
    Analogi fantasi merepresentasikan puncak proses kreatif, karena pada tahap ini unsur permasalahan tersebut dibandingkan dengan peristiwa atau objek khayalan.
       Contoh: Sistem penjaga pintu.
Metode pelaksanaan sinektik meliputi:
1.        Membentuk kelompok yang terdiri dari anggota yang selektif
2.    Melatih para anggota kelompok dalam menggunakan analogi untuk membangkitkan aktivitas spontan otak terhadap persoalan
3.    Memaparkan masalah perancangan kepada kelompok sama seperti yang dinyatakan oleh klien atau pihak manajemen perusahaan
4.        Menggunakan analogi-analogi untuk mencari solusi

Metode Rasional
Metode rasional menekankan pada pendekatan sistematik pada perancangan. Metode ini memiliki kesamaan tujuan dengan metode kreatif, misalnya dalam memperluas ruang pencarian untuk memperoleh solusi-solusi yang potensial dan mengupayakan kerja tim dan dalam hal pengambilan keputusan secara kelompok. Banyak perancang beranggapan bahwa metode rasioanl ini merupakan hambatan tehadap kreativitas. Hal ini merupakan pandangan yang keliru terhadap tujuan perancangan yang sistematik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perancangan dan produk akhir.
Salah satu metode yang paling sederhana dari metode rasional adalah checklist (daftar periksa). Checklist dapat mengeksternalisasikan apa yang harus dilakukan sehingga perancang tidak perlu menyimpan semua hal dalam kepalanya, namun perancang tidak kehilangan sesuatu juga. Dalam konsep perancangan, checklist dapat berupa suatu daftar petanyaan yang akan dipertanyakan pada tahap awal perancangan ataupun suatu daftar kreteria dan standar yang harus dipenuhi oleh rancangan akhir. Contoh dari checklist dapat dilihat pada Tabel 1. dibawah ini.
Tabel 1. Contoh Checklist
Sumber: edie777.blogspot.com

Model perancangan tersebut mengintegrasikan aspek-aspek prosedur perancangan dengan aspek-aspek struktural perancangan. Aspek-aspek prosedur perancangan dipresentasikan oleh ketujuh metode perancangan tersebut, sedangkan aspek-aspek struktural dipresentasikan oleh anak panah yang menunjukan hubungan komutatif (timbal balik) antara masalah dengan solusinya serta hubungan hirarki antara problem dan sub problem serta antara solusi dan sub solusi. Atribut-atribut produk baru yang disusun desaigner disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan teknis. Berikut adalah contoh gambar langkah-langkah Nigel Cross.



[1]Rosnani  Ginting, Perancangan Produk, Edisi Pertama (Cet.1; Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), h. 28-31
[2]Rawlinson, J.G, Berfikir kreatif dan Brainstorming, (Jakarta : Erlangga, 1986)  h. 28- 32
[3]Op. Cit., h. 29
[4]Nandang r Rusmana, “Sosiometri, Brainstorming, NGT, Delphi dan Synectics”  (PPB-UPI, 2012) h. 30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar