QFD dan Manfaat QFD

Manfaat Quality Function Deployment (QFD)
       Quality function deployment (QFD) dikembangkan untuk mengurangi biaya set-up. Selain hal tersebut, juga terdapat beberapa manfaat lainnya seperti :

1.      Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
     QFD melihat respon konsumen dan mencoba untuk mendefinisikan permintaan tersebut kedalam kebutuhan dasar yang dibandingkan dengan semua infromasi dari pesaing. Informasi ini dapat diprioritaskan dengan menggunakan diagram pareto. Pihak manajemen dapat menempatkan sumber ini menjadi hal yang akan sangat menguntungkan dalam perbaikan kualitas.
2.      Mengurangi Waktu Implementasi
        Beberapa perubahaan kerekayasaan sangat memerlukan penggunaan QFD. Dimana pengunaan QFD secara benar maka dapat mengidentifikasi masalah perancangan desain yang dihadapi saat proses produksi. Sehingga akan dapat mengurangi pelatihan operator, penggunaan peralatan, dan mengubah metode pengukuran kualitas yang dilakukan secara tradisional
3.      Mendorong Kerjasama
     Quality function deployment berusaha meningkatkan komunikasi secara horizontal. Input yang digunakan dalam sistem organisasi dimulai dari pemasaran, produksi, hingga bagian penjualan. Setiap keinginan pelanggan diproses melalui setiap departemen. Sehingga Efisiensi dan produktivitas selalu ditingkatkan bersamaan dengan kerjasama.
4.       Menyediakan Dokumentasi
         Sebuah database untuk proses desain selanjutnya dapat dibuat. Data historis yang di pancarkan melalui sistem operasi, dapat disimpan dalam alat tertentu yang dapat digunakan kedepannya.

House OF Quality
Instrumen utama yang digunakan oleh QFD adalah House of Quality. House of Quality adalah alat yang menerjemahkan keinginan konsumen kedalam kebutuhan perancangan yang dikombinasi dengan nilai target dan dicocokan dengan bagaimana organisasi mengenali permintaan tersebut. Kerangka rumah kualitas QFD dapat ditunjukan oleh Gambar 1.

Sumber: Dale H Besterfield. 2003
Gambar 1. House of Quality

            Dalam menggunakan matriks House of quality harus melalui prosedur sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi keinginan konsumen ke dalam atribut-atribut produk
Pada tahap ini akan diuji sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap suatu produk. Umumnya konsumen menyatakan pendapatnya mengenai suatu produk di dalam atribut-atribut yang sangat umum, sehingga yang terpenting dalam tahap ini adalah mengidentifikasi pernyataan konsumen dengan baik untuk menghindari kesalahan interpretasi.
2.      Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut-atribut 
Penentuan peringat atribut ini dapat dilakukan dengan memberikan bobot persentase pada masing-masing atribut dengan menggunakan skala prioritas.
3.      Mengevaluasi atribut-atribut dari produk pesaing
Performansi dari pesaing dianalisis, keterangan mengenai atribut diprioritaskan pesaing dikaji.
4.      Membuat matriks perlawanan antara atribut produk dengan karakteristik.
Atribut-atribut yang telah diterjemahkan ke dalam karakteristik teknis pada tahap di atas dimasukkan ke dalam suatu matriks, dimana atribut diletakkan horizontal ada tepi atas. Karakteristik yang dipilih harus nyata dan dapat diukur.
5.      Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknis dan atribut produk.
Untuk menyatakan hubungan yang terjadi antara karakteristik teknis dan atribut, biasanya menggunakan skor, dimana skor yang tertinggi menyatakan tingkat kemudahan yang tinggi bagi tim perancang untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang paling berpengaruh pada kepuasan konsumen dan sebaliknya.
6.      Mengidentifikasi interaksi yang relevan di antara karakteristik teknis
Dalam House of quality, besaran diletakkan pada bagian roof. Bekerja dnegan mariks roof seperti ini dapat memudahkan dalam memeriksa interaksi yang terjadi pada setiap pasangan karakteristik teknis.
7.      Menentukan gambaran target yang ingin dicapai untuk karakteristik teknis.
Pada tahap ini tim perancang menentukan target yang ingin dicapai dalam karakteristik teknis.


0 komentar:

Posting Komentar